Asal Usul Kelinci
Kelinci merupakan hewan mamalia, yang
dapat ditemukan di banyak bagian bumi. Kelinci
liar sudah ada sejak zaman dahulu di Afrika hingga daratan Eropa. Manusia
primitif menggunakan kelinci sebagai hewan buruan utama untuk memenuhi
kebutuhan akan makanan sehari-hari. Pada masa itu kelinci liar populasinya
banyak dan mudah ditemui untuk diburu.
Berdasarkan catatan sejarah kelinci berasal dari Phoenicians
(3.000 SM), ketika itu seorang pelaut menemukan kelinci disuatu tempat yang
dinamakan "“land of the seraphs” yaitu sebuah daerah yang
sekarang dikenal dengan nama spanyol.
Cerita kelinci selanjutnya tercatat pada masa romawi, dimana Roma ketika itu merupakan sebuah kerajaan dengan kekuatan militer yang luar biasa. Di jaman itu kelinci digunakan untuk memberi makan tentara. Kelinci berasal dari famili leporidae. Mereka menyebut kelinci ini dengan nama Leporaria.
Sejarah
Kelinci Abad Pertengahan
Ketika
biara-biara mulai memelihara Leporaria. Ras ini merupakan ras kelinci liar
pertama di Eropa dengan kecenderungan berwarna gelap. Dijaman ini sudah
terlihat ras-ras kelinci baru dengan bentuk badan dan warna yang berbeda.
Dikatakan pada masa ini bahwa bangsawan sudah mulai menjadikan kelinci sebagai
peliharaan.
Kelinci
diperkenalkan ke Britania Raya pasa abad ke-13. Pada abad ke-16 Ratu Elizabeth,
memberi nama sebuah pulau dengan sebutan “Rabbit
Islands”, pulau di danau dan sungai di mana kelinci bisa berkembang biak. Saat ini ada lebih dari 800 pulau kelinci di
lautan dan danau di dunia.
Persebaran Kelinci Keseluruh
dunia
Setelah
manusia berimigrasi ke berbagai pelosok benua baru, kelinci pun turut menyebar
ke berbagai pelosok benua baru, seperti Amerika, Australia, dan Asia.
Hampir
setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci. Kelinci mempunyai daya adaptasi
tubuh relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia.
Sejarah
kelinci pindah kea bad ke-17 dan ke 18 ketika penjelajah dunia mengambil
kelinci Eropa ke Negara asing. Antara lain Kapten James Cook yang pertama kali
membawa kelinci ke Australia di 1770 ini.
Selama
zaman Victoria abad ke-19, sebagai Revolusi Industri membawa orang-orang dari
pertanian dan masuk ke daerah perkotaan, menjadi populer di kalangan kelas
menengah atas untuk menjadikan kelinci sebagai hewan peliharaan. Bisnis muncul
yang melayani kepemilikan kelinci, dan mereka dipromosikan kelinci dengan
mengasosiasikan kelinci dengan anak-anak dan kepolosan.
Adanya
penyebaran kelinci menimbulkan sebutan berbeda, di Eropa disebut rabbit, di
Indonesia disebut kelinci, sementara di Jawa disebut trewelu.
Asal kata kelinci
berasal dari bahasa Belanda, yaitu konijntje
yang berarti "anak kelinci". Hal ini juga menunjukkan bahwa
masyarakat Nusantara mula mengenali kelinci saat masa kolonial. Padahal di
Pulau Sumatera ada satu spesies asli Kelinci Sumatera ( Nesolagus netscheri ) yang baru
ditemukan pada tahun 1972.
Kelinci di Indonesia
Dari catatan
sejarah, kelinci pertama kali dibawa ke tanah Jawa oleh orang-orang dari
Belanda pada tahun 1835. Waktu itu, kelinci sudah jadi ternak hias.
Sedangkan kelinci Sumatera, merupakan satu-satunya kelinci asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan di pegunungan Pulau Sumatera. Panjang badannya mencapai 40 cm. Warna bulunya kelabu cokelat kekuningan.
Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri) |
Bagus sekali artikelnya, sukses ya min. ditunggu informasi lainnya :)
BalasHapusmakasih infonya.. jangan lupa kunjungan baliknya di blog saya : portalkelinci.blogspot.com
BalasHapussiapa bilang dengan modal kecil tidak bisa menang banyak?
BalasHapusDengan modal Rp20.000,
Anda bisa menang "Puluhan Juta" !!!
Hanya di Sinidomino. com
Untuk info lebih lanjut, Hubungi :
-Pacn BBM : D61E3506 (24 jam Online )
poker online